Islam datang untuk mempersatukan hati dengan hati, menyusun barisan
dengan tujuan menegakkan bangunan yang tunggal dan menghindari
faktor-faktor yang dapat menimbulkan perpecahan, kelemahan, sebab-sebab
kegagalan dan kekalahan. Sehingga mereka yang bersatu itu memiliki
kemampuan untuk merealisasi tujuan luhur dan niat sucinya.
1. Apabila engkau menjumpainya engkau berikan salam kepadanya.
2. Apabila ia mengundangmu engkau memperkenankan undangannya.
3. Apabila ia meminta nasehat, engkau menasehatinya.
4. Apabila ia bersin dan memuji Allah, hendaklah engkau mentasymitkannya (berdoa untuknya).
5. Apabila ia sakit hendaklah engkau menjenguknya.
6. Apabila ia mati hendaklah engkau antarkan jenazahnya.
- Mengucapkan Salam
Islam datang untuk mempersatukan hati dengan hati, menyusun barisan
dengan tujuan menegakkan bangunan yang tunggal dan menghindari
factor-faktor yang dapat menimbulkan perpecahan, kelemahan, sebab-sebab
kegagalan dan kekalahan. Sehingga mereka yang bersatu itu memiliki
kemampuan untuk merealisasi tujuan luhur dan niat sucinya . Oleh karena
itu awal pertemuan dengan sesama muslim agar hati mereka terikat satu
dengan yang lainnya hingga timbulnya rasa saling menyinta dimulai dengan
mengucapkan dan menyebarkan salam : Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuhu.
Sabda Rasulullah SAW:
“Demi Dzat yang diriku dalam genggamanNya, mereka tidak masuk surga
sehingga mereka beriman, dan mereka tidak beriman sehingga mereka saling
menyinta. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang jika kamu
mengerjakannya kamu saling menyinta? Sebarkan salam di kalangan kamu.”
Salam yang merupakan alat penghormatan kaum muslimin lebih menegaskan
bahwa agama mereka adalah agama damai dan aman, serta mereka adalah
penganut salam (perdamaian) dan pencinta damai. Dalam hadis Rasulullah
SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah menjadikan salam sebagai penghormatan bagi umat kami dan jaminan keamanan untuk kaum zimmah kami.”
Dan seseorang tidak layak memulai pembicaraan kepada sesamanya
sebelum ia memulainya dengan ucapan salam, karena salam adalah ungkapan
rasa aman dan tidak ada pembicaraan sebelum adanya rasa aman.
Rasulullah SAW bersabda, “Ucapkan salam sebelum memulai berbicara.”
- Memenuhi Undangan
Seorang muslim yang mengundang saudaranya, maka ia berhak didatangi,
oleh karena itu kewajiban yang diundang adalah mendatangi undangan
tersebut sebagai mana sabda Rasulullah SAW, “Penuhilah undangan ini
jika kamu diundang.”
Undangan yang diberikan dari sesama muslim menunjukkan penghormatan
dan perhatian yang besar kepada saudaranya yang diundang tersebut
sehingga bagi yang tidak memenuhi undangan tentu saja menyebabkan
kekecewaan. Mengabaikan undangan disamakan dengan pembangkangan kepada
Allah dan Rasul, begitu juga sebaliknya saat seseorang yang datang tanpa
diundang diumpamakan seperti pencuri, karena kedatangannya tidak
diinginkan oleh yang mengundang seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud
: “Barangsiapa diundang kemudian dia tidak memenuhi undangan tersebut,
maka ia telah membangkang pada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa
masuk tanpa diundang, maka ia masuk sebagai pencuri.”
- Memberi Nasehat
Memberi nasehat kepada sudara muslim yang memintanya hendaklah dipenuhi.
Karena nasehat ini dapat mendorong saudaranya kearah kebaikan. Nasehat
yang tulus akan berbekas dan berpengaruh sehingga dapat masuk kedalam
relung hati yang terbuka untuk menerimanya. Bagi yang menasehati
saudaranya, hendaknya ia mengerjakan apa yang diucapkan, mengamalkan apa
yang dinasehatkan, sebab nasehat yang tidak diamalkan dan tidak dijiwai
tidak akan berbekas pada jiwa yang dinasehati. Dan sesungguhnya agama
ini adalah nasehat sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Agama itu
nasehat”, Kami bertanya kepada beliau, “Nasehat kepada siapa ?” Beliau
menjawab : “Terhadap Allah, Quran, RasulNya, pemimpin-pemimpin dan
seluruh kaum Muslimin”".
- Mendoakannya ketika bersin
Mendoakan saudara yang bersin merupakan wujud perhatian dan kasih sayang
terhadap saudaranya, sebab tatkala saudaranya itu bersin dan
mengucapkan pujian kepada penciptanya : “Alhamdulillah”, serta merta ia
yang mendengarkannya menanggapi dengan mengucapkan “Yarhamukallah”
(Semoga Allah memberimu Rahmat), ia merupakan ucapan simpati dan doa
atas kondisi saudaranya yang senantiasa memuji Allah dalam setiap
keadaan khususnya saat ia bersin. Maka mendoakan dengan Rahmat layak
diberikan pada saudaranya yang telah memuji Allah tersebut. Saat
mendapatkan doa Rahmat, maka saudaranya itu hendaknya juga membalas doa
bagi yang telah mendoakannya dengan mengucapkan, “Yahdini
wayahdikumullah wa yuslih balakum” (Semoga Allah memberiku dan engkau
petunjuk dan semoga Allah memperbaiki keadaanmu).
Doa tersebut cerminan telah terjalinnya ikatan hati antara sesama muslim yang senantiasa menghendaki kebaikan bagi saudaranya.
- Menjenguknya ketika sakit
Merupakan kewajiban umat Islam untuk mengunjungi saudaranya yang sakit.
Hal ini dapat meringankan beban derita sisakit yang merana sendirian dan
merasa terasing. Kedatangannya hendaknya dapat meringankan beban
sisakit dan dapat menghiburnya.
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat : ‘Wahai bani Adam, Aku
sakit dan kamu tidak menjengukKu.’ Ia berkata : ‘Wahai Rabbku, bagaimana
bisa aku menjengukMu sedang Engkau adalah Tuhan sekalian Alam’, Allah
menjawab ‘Tidakkah kamu mengetahui bahwa seorang hambaKu fulan sakit dan
kamu tidak menjenguknya? Tidakkah kamu mengetahui bahwa andaikata kamu
menjenguknya, kamu mendapatiKu di sisinya” (HR.Muslim).
Rasulullah saw memberikan motivasi kepada umatnya agar menjenguk
orang sakit dengan menempatkannya di antara buah-buahan surga, sabda
Rasulullah saw:
“Sesungguhnya seorang muslim apabila menjenguk saudaranya sesama muslim,
maka ia tetap berada di antara buah-buahan surga yang siap dipetik,
sampai akhirnya ia kembali.” (HR.Muslim).
Sangat indah sekali ajaran Islam, setiap kebaikan yang dilakukan untuk orang lain tidak luput balasannya di sisi Allah SWT.
- Mengiringi jenazahnya
Persaudaraan sejati tidak sebatas pada alam dunia saja, saat ajal
menjemput, saudaranya ikut berta’ziyah dan mengiringi jenazahnya dan
menyaksikan jasad saudaranya dimasukkan kedalam liang lahat, iringan
terakhir di dunia dan kelak akan berjumpa di surganya Insya Allah.
Allah SWT bahkan akan memberikan pakaian kehormatan bagi mu’min yang
berta’ziyah kepada saudaranya sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Majah
dari Amr bin Haram : “Tiadalah di antara mu’min berta’ziyah kepada
saudaranya yang mendapat musibah, kecuali Allah mengenakan pakaian
kehormatan pada hari kiamat.”
sumber: http://www.lingkaran.org
0 komentar:
Posting Komentar